Istri Simpanan

Bab 607 - Kabar buruk



Bab 607 - Kabar buruk

0The Silla Seoul Hotel      
0

Dae Hyun juga merasakan hal yang sama seperti Soo Yin. Hidupnya tak lagi bersemangat. Meskipun hotelnya kini perlahan sudah membaik tapi hatinya semakin hari kian memburuk.     

Sudah berbagai cara ia lakukan untuk bertemu Soo Yin tapi nyatanya belum mampu meluluhkan hati Richard dan Seo Kyung. Mereka tetap bersikeras tidak memperbolehkannya bertemu Soo Yin meski sudah bersimpuh di hadapan mereka.     

Dae Hyun sangat ingin mengetahui keadaan Soo Yin kali ini. Sebenarnya rindu itu tak lagi bisa ditahan.     

Sejak pagi Dae Hyun tetap berada di kursinya tanpa ingin beranjak pergi. Sesekali ia menyesap wine tanpa memakan apapun terlebih dahulu.     

Ceklek ….     

Tiba-tiba saja pintu terbuka dari luar, Mi Young datang sambil membawa kotak makanan di tangannya. Beberapa hari belakangan memang ia sering datang ke hotel jika tidak sedang tidak ada jadwal di rumah sakit.     

Wanita yang pernah menjalin cinta dengan Dae Hyun itu merasa iba atas apa yang terjadi dengan mantannya. Terlebih mengetahui cerita dari Ny. Park jika keadaannya saat ini sedang kacau.     

"Dae Hyun, aku membawakan makanan untukmu." Mi Young meletakkan kotak makanan tepat di atas meja Dae Hyun.     

"Bawa pergi saja karena aku tidak membutuhkannya," ucap Dae Hyun dengan nada dingin. Kepalanya bersandar pada kursi karena terasa berat.     

"Dae Hyun, kenapa kau seperti ini? Tidakkah kau berpikir sedikit waras? Masih banyak wanita yang bersedia menerimamu. Kau tidak boleh lemah hanya dengan satu wanita," ujar Mi Young dengan suara meninggi. Setiap saat datang Dae Hyun selalu dalam keadaan mabuk.     

Dae Hyun mendengus mendengar ucapannya.     

"Mudah sekali kau mengatakan hal itu. Pantas saja dulu kau memilih menikah dengan pria brengsek itu," cibir Dae Hyun.     

"Jangan samakan keadaan kita dulu dengan sekarang. Dulu aku terpaksa meninggalkanmu," terang Mi Young.     

"Sudahlah, aku tidak ingin mengingatnya. Jika tidak ada urusan sebaiknya kau pergi sekarang juga. Aku tidak membutuhkan jika kau hanya banyak bicara," usir Dae Hyun.      

"Dae Hyun, kenapa kau sekarang berubah setelah bertemu wanita itu?" ujar Mi Young, karena ia masih berharap Dae Hyun kembali padanya.     

"Pergi sekarang juga!" seru Dae Hyun dengan emosi yang sudah tidak terkendali.     

"Dae Hyun …."     

"Pergi sekarang juga sebelum aku melakukan kekerasan," ancam Dae Hyun dengan suara meninggi. Kedatangan Mi Young selalu saja membuatnya semakin emosi.     

Wanita berseragam putih itu lantas memilih pergi meninggalkan ruangan itu. Karena sepertinya suasana hati Dae Hyun saat sedang buruk.     

Dae Hyun mengusap gusar wajahnya. Besok ia akan pergi ke kediaman Richard Lee kembali untuk memohon agar diizinkan bertemu Soo Yin.     

Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dari luar. Dae Hyun hanya diam tanpa ingin menjawabnya.     

"Selamat sore, Tuan," sapa Chang Yuan.     

"Hmmm," sahut Dae Hyun tidak bersemangat.     

"Aku hanya ingin menyampaikan jadwal keberangkatan anda besok ke pulau Jeju. Aku sudah mempersiapkan helikopter yang akan membawa anda," terang Chang Yuan.     

"Kau urus saja semuanya," tukas Dae Hyun.     

Semenjak perpisahannya dengan Soo Yin, pria itu tidak suka bertemu dengan terlalu banyak orang. Sehingga saat keluar kota yang jarak tempuhnya tidak terlalu jauh, memilih menggunakan helikopter.     

"Baik, Tuan," sahut Chang Yuan. Pria itu langsung undur diri meninggalkan ruangan.     

Dengan tubuh sempoyongan Dae Hyun pergi keluar dari ruangannya menuju ruangan Kim Soo Hyun. Ada sesuatu yang ingin dibicarakan olehnya kali ini.     

Kim Soo Hyun tengah sibuk memeriksa berkas-berkas yang ada di mejanya. Dahinya berkerut saat melihat kedatangan Dae Hyun ke ruangannya.     

"Kakak, apakah kau mabuk lagi?" tanya Kim Soo Hyun.     

"Tidak, hanya sedikit," sahut Dae Hyun singkat. Ia duduk di kursi tepat di hadapan Kim Soo Hyun.     

"Ada apa ke ruanganku? Kau hanya perlu memanggilku, nanti aku pasti akan datang," ujar Kim Soo Hyun.     

"Selama aku tidak ada, aku ingin kau memimpin hotel ini dengan baik," terang Dae Hyun.     

"Memangnya kau mau kemana? Bukankah kau hanya akan pergi satu minggu saja?" tanya Kim Soo Hyun dengan raut wajah bingung.     

"Tidak, aku akan pergi agak lama. Kau lakukan saja apa yang aku perintahkan," terang Dae Hyun.     

"Kemana kau akan pergi?"     

"Aku ingin menenangkan diriku terlebih dahulu," sahut Dae Hyun.     

"Cepatlah kembali karena aku tidak bisa jika sendirian. Aku butuh teman untuk melakukan semuanya," ujar Kim Soo Hyun.     

"Chang Yuan yang akan membantumu. Ya sudah aku pergi dulu," pamit Dae Hyun.     

Kim Soo Hyun menghela nafas panjang. Kali ini saudaranya tampak tidak seperti biasanya. Jarang sekali ia datang ke ruangannya meski ada sesuatu hal yang sangat penting.     

================================     

Kediaman keluarga Richard     

Sejak pagi perasaan Soo Yin tidak enak. Lelah berbaring sejak semalam Soo Yin beranjak dari tempat tidurnya. Tubuhnya terlihat tak terawat serta matanya juga tampak sayu karena kurang tidur.     

Setelah sekian lama akhirnya Soo Yin mematut dirinya di depan cermin. Bayangan wanita yang ada di dalam cermin tampak bukan seperti dirinya yang dulu.     

Wajahnya terlihat putih pucat dengan kelopak matanya yang menghitam. Tulang pipinya terlihat sangat jelas. Senyum merekah yang dulu selalu menghiasi wajahnya sudah tidak tampak lagi.     

Soo Yin merasa seperti sebuah patung hidup. Perasaannya sangat hampa hingga ia enggan pergi kemana-mana.     

Untuk sedikit menyegarkan wajahnya, Soo Yin pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan membersihkan diri. Tubuhnya kini sangat lemas dan seperti tidak ada semangat lagi.     

Soo Yin kemudian berjalan ke arah balkon. Matanya menerawang jauh dengan perasaan yang sangat rumit.     

"Dae Hyun, bagaimana kabarmu saat ini? Apakah kau merindukanku?" ucap Soo Yin dengan bibir bergetar. Meski matanya terasa berat dan memanas sebisa mungkin untuk menahan air matanya agar tidak terjatuh.     

"Maaf, jika kita tidak bisa bersama lagi. Aku tidak ingin keluargamu menanggung semuanya. Aku ingin kalian semua baik-baik saja," ucap Soo Yin dengan suara lirih.     

Setelah puas memandang ke luar, Soo Yin berjalan menuju sofa. Tiba-tiba saja kali ini ingin sekali menghidupkan televisi. Sesuatu yang sangat lama tidak dilakukan olehnya.     

Soo Yin menyandarkan kepalanya sambil menghidupkan televisi lalu mencari beberapa Channel yang menurutnya bagus.     

Hingga jarinya berhenti saat melihat sebuah tayangan berita yang sedang berlangsung.      

Di layar televisi seorang reporter sedang menayangkan kecelakaan sebuah helikopter yang baru saja berlangsung beberapa waktu lalu di sebuah hutan.     

Tiba-tiba saja jantung Soo Yin berdetak tidak karuan. Hingga matanya membulat sempurna ketika reporter menyebutkan salah satu nama yang menjadi korban. Korban saat ini sudah dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka parah.     

"Dae Hyun?" ucap Soo Yin dengan bibir bergetar. Matanya berkaca-kaca mendengar nama yang sangat jelas diucapkan oleh sang reporter.     

"Tidak mungkin." Soo Yin menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Tidak percaya dengan ucapan reporter tersebut hingga sebuah kartu tanda pengenal diperlihatkan dengan sangat jelas     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.