Istri Simpanan

Bab 609 - Izinkan aku bertemu



Bab 609 - Izinkan aku bertemu

0Sudah cukup lama Soo Yin berada di sana tapi belum ada tanda-tanda dokter akan keluar dari ruang operasi.      
0

Sejak tadi Ny. Park menangis histeris. Bahkan ia sampai pingsan karena membayangkan sesuatu yang buruk terjadi pada Dae Hyun.     

Soo Yin mencoba untuk tenang meskipun perasaannya sudah tidak menentu. Takut, bahkan wanita merasa sangat takut. Pikirannya mencoba untuk berpikir positif tapi tetap saja terkadang pikiran buruk itu melintas di pikirannya.     

"Ibu, bagaimana keadaan Dae Hyun?" tanya Mi Young pada Ny. Park. Wanita itu masih mengenakan seragam putihnya.     

"Mi Young," ujar Ny. Park sembari terisak-isak.      

Mi Young memeluk Ny. Park untuk menenangkannya. Ia bisa merasakan kesedihan seorang ibu karena putranya dalam bahaya.     

Pintu ruang operasi tiba-tiba saja terbuka. Terlihat dokter dan perawat kelelahan. Keringat membanjiri dahi mereka karena berusaha berjuang keras untuk melakukan yang terbaik.     

Park Ji Hoon bersama yang lain langsung berdiri dan menghampiri dokter untuk menanyakan bagaimana keadaan Dae Hyun saat ini.     

Soo Yin bangkit dari duduknya dengan tubuh gemetar. Kakinya terasa berat ketika hendak melangkah. Ia tetap berada di tempatnya, telinganya takut mendengar kabar apapun yang akan diucapkan oleh dokter.     

"Dokter, bagaimana keadaan putraku?" ujar Ny. Park.     

Dokter pria tersebut menghela nafas panjang. Sebagai seorang dokter ia merasa gagal meskipun sudah melakukan yang terbaik.     

"Kami sudah melakukan yang terbaik tapi …." Dokter itu menundukkan kepalanya, tidak sanggup mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.     

Belum sempat dokter menjawab, Ny. Park sudah jatuh pingsan.     

Para perawat kemudian membawa Dae Hyun ke ruang ICU.     

Soo Yin hanya memandang dari kejauhan suaminya yang terbaring denhan alat bantu pernapasan. Wajahnya tidak begitu terlihat jelas. Bibirnya terkatup rapat, hanya air mata yang mampu mengungkapkan betapa sedih dan takut kehilangan.     

Tubuhnya terhuyung dan hampir terjatuh jika saja tangannya tidak menyangga pada dinding.     

"Soo Yin, tenangkan dirimu." Kim Soo Hyun segera berlari menghampiri Soo Yin. Menuntunnya agar duduk kembali.     

Barulah kali ini terisak-isak histeris sembari menutupi wajahnya dengan telapak tangan.     

Kim Soo Hyun hanya bisa mengusap punggung Soo Yin untuk menenangkannya. Ia tidak bisa berucap apapun kali ini.     

°°°°°°°°°°°°     

Dae Hyun sudah beberapa jam berada di ruang ICU tapi Ny. Park bahkan tidak mengizinkannya mendekat ke pintu.     

Dokter mengabarkan jika Dae Hyun koma sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Bahkan kemungkinan untuk sembuh dan selamat sangatlah kecil.     

"Dae Hyun, kenapa kau melakukan hal ini padaku? Kenapa kau membiarkanku seorang diri?" lirih Soo Yin dengan hati yang teramat pedih. Yang paling menyakitkan baginya adalah tidak bisa berada di dekatnya di saat seperti itu.     

Soo Yin hanya bisa memandang pintu kamar dari kejauhan. Ia sama sekali tidak diperbolehkan mendekat. Kini justru Mi Young yang seenaknya sendiri keluar masuk melihat Dae Hyun.     

Jika tidak ingat di rumah sakit, Soo Yin sudah ingin berlari ke arahnya untuk membuat keributan.     

Setelah Mi Young pergi Soo Yin memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya. Ia tidak boleh berdiam diri. Sudah sekian lama merindukannya dan dalam keadaannya seperti itu. Membuat Soo Yin ingin sekali melihatnya.     

"Untuk apa kemari? Apakah kau sudah puas sekarang melihat Dae Hyun tidak bangun lagi? Bahkan kemungkinannya tersadar sangat kecil," ujar Ny. Park dengan tatapan sinis.     

"Ibu, aku mohon izinkan untuk melihat Dae Hyun sebentar saja," ujar Soo Yin dengan wajah memohon.     

"Tidak," tolak Ny. Park.     

"Kenapa Ibu mengizinkan Mi Young sedangkan aku tidak diizinkan?" Bagi Soo Yin semuanya terasa tidak adil.     

"Soo Yin, apakah kau tidak sadar jika ayahmu tidak mengizinkan keluarga kami mendekatimu? Aku hanya tidak ingin masalah semakin rumit. Sebaiknya kau pergi saja dari sini. Kau tidak usah mencemaskan Dae Hyun karena kami yang akan mengurusnya," terang Ny. Park.     

Soo Yin merasakan dadanya terasa begitu sesak. Kenapa hal ini harus terjadi padanya?     

"Tapi … aku istrinya, Bu. Aku ingin merawatnya hingga sembuh." Soo Yin terus memohon berharap Ny. Park lambat laun akan luluh.     

"Sadarlah, ayahmu tidak akan terima akan hal ini. Sebaiknya kau lupakan saja Dae Hyun. Lagi pula kemungkinan Dae Hyun untuk sadar sangat kecil. Aku mohon jangan membuat keluarga kami mendapatkan masalah di saat kami terpuruk seperti ini," ungkap Ny. Park dengan penuh rasa kesedihan.     

"Bu, berikan aku waktu. Aku akan memastikan jika ayahku tidak akan melakukan apapun pada keluarga kalian." Soo Yin memegang pergelangan tangan Ny. Park lalu bersimpuh di hadapannya.     

"Soo Yin, apa yang kau lakukan?" seru Seo Kyung. Tidak terima putrinya sampai memohon terlalu berlebihan.     

Seketika Soo Yin langsung menoleh. Agak terkejut karena ibunya tiba-tiba saja datang ke rumah sakit.     

"Ibu?" gumam Soo Yin.     

"Berdirilah, jangan bersikap rendah seperti itu," perintah Seo Kyung.     

"Bu, aku ingin bertemu Dae Hyun. Aku akan melakukan apapun agar bisa melihatnya. Ibu pernah merasakan bagaimana sakitnya berpisah dengan Ayah. Namun kenapa Ibu sama sekali tidak mengerti dengan perasanku?" ujar Soo Yin dengan mata berkaca-kaca. Kali ini terpaksa ia membantah orang tuanya dari pada menyesal seumur hidup.     

Ny. Park memilih diam, tidak ingin ikut campur dengan masalah yang terjadi di antara mereka. Ia awalnya memang sempat menyalahkan Soo Yin tapi Kim Soo Hyun menjelaskan jika apa yang terjadi pada Dae Hyun memanglah murni sebuah kecelakaan.     

Tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan Richard dan keluarganya.     

"Soo Yin, berdirilah. Mereka memang tidak pernah menyukaimu. Jangan menyiksa dirimu dengan melakukan hal bodoh seperti ini," bujuk Seo Kyung.     

Soo Yin tetap pada pendiriannya. Apapun yang terjadi harus bisa membujuk Ny. Park untuk mengizinkannya melihat Dae Hyun.     

Ny. Park dan Seo Kyung saling bertatapan beberapa saat, sampai akhirnya Ny. Park memalingkan wajahnya ke arah lain. Setiap melihat Seo Kyung hatinya terasa perih.     

"Bukankah dokter mengatakan jika kemungkinan untuk Dae Hyun sadar sangatlah kecil. Setidaknya biarkan aku …." Soo Yin tak mampu lagi melanjutkan ucapannya. Kini air mata yang terus mengalir dari sudut matanya dengan kepala tertunduk.     

Soo Yin masih yakin jika suaminya akan bangun suatu saat nanti.     

Bukan Ny. Park tidak mengizinkan Soo Yin tapi ia tidak ingin kehadiran Soo Yin justru membuat masalah semakin rumit.     

"Aku tidak marah jika kau tidak mengurus Dae Hyun. Aku mohon biarkan keluarga kami tenang. Biarkan kami saja yang mengurusnya." Ny. Park melepaskan tangan Soo Yin lalu beranjak pergi.     

Soo Yin semakin menangis tersedu-sedu. Kenapa tidak ada yang mengerti perasaannya? Kenapa mereka selalu saja membuatnya berpisah dengan Dae Hyun?     

Seo Kyung menghampiri putrinya lalu menariknya untuk berdiri. Namun tidak disangka jika Soo Yin langsung tidak sadarkan diri.     

"Soo Yin, bangunlah." Seo Kyung menepuk pipi putrinya agar sadar tapi sayang sekali      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.