Istri Simpanan

Bab 611 - Kau harus bangun



Bab 611 - Kau harus bangun

0Ny. Park memandang ke arah Mi Young. Ingin meminta tolong untuk menjelaskan kepada Richard Lee.     
0

Meski tidak terlalu paham tapi Mi Young mengetahui jika Richard adalah ayah Soo Yin.     

"Bisa saja dibatalkan tapi aku sudah memesan satu kamar untuk kesembuhan Dae Hyun," terang Mi Young dengan ragu karena tatapan Richard Lee sangat menyayat hati.     

"Biarkan kami mengambil alih. Aku dan Soo Yin yang akan mengurusnya. Kalian tidak perlu cemas karena aku juga yang akann membiayai perawatannya," ujar Richard. Tak ingin kalah dengan Mi Young.     

Mi Young berpikir sejenak, ini adalah kesempatan untuknya agar bisa dekat lagi dengan Dae Hyun. Ia ingin disaat Dae Hyun bangun, orang pertama ysng dilihat adalah dirinya.     

"Tapi …."     

"Soo Yin istrinya sehingga dia lebih berhak atas Dae Hyun. Ingat kau bukanlah siapa-siapanya," ujar Richard Lee yang sudah kehabisan kesabarannya.     

"Aku tahu, tapi aku disini ingin merawat atas nama orang tuanya," kilah Mi Young.     

Richard Lee mendengus sembari memandang sengit.     

"Benarkah? Bukankah kau memang berniat ingin mendekati Dae Hyun lagi?" sindir Richard Lee. Sebelum mengatakannya, ia sudah terlebih dahulu mencari tahu kebenarannya.     

Mi Young kehilangan kata-kata. Tak dipungkiri jika memang ia menginginkan Dae Hyun kembali. Masih ada rasa cinta yang membekas di hatinya.     

"Richard, kami takut Dae Hyun merepotkan kalian," tumpal Ny. Park.     

"Tidak sama sekali, mulai sekarang biarkan Soo Yin ikut merawatnya. Setidaknya berikan dia kesempatan untuk dekat dengan suaminya," bujuk Richard. Apapun yang terjadi ia harus berhasil, sudah cukup Soo Yin menderita karena ulahnya.     

Ny. Park menghela nafas panjang lalu menganggukan kepalanya. Bagaimanapun ia dulu pernah sangat menyukai Soo Yin. Dan Dae Hyun juga sangat mencintainya.     

Richard Lee merasa senang mendengar hal itu tapi ia tetap bersikap biasa saja.  Tak terlalu memperlihatkan kebahagiaannya.     

"Nanti aku akan segera mengabarkan dimana membawa Dae Hyun," ujar Richard Lee.      

Mi Young merasa tubuhnya lemas kali ini. Sangat menyayangkan karena keluarga Park mengizinkan Soo Yin menemui Dae Hyun.     

"Kenapa kalian mengizinkannya? Bagaimana jika ada maksud tersembunyi? Bisa saja mereka sedang merencanakan balas dendam," tukas Mi Young. Tidak rela jika Soo Yin diizinkan masuk.     

"Tidak mungkin, Soo Yin sangat mencintai Dae Hyun. Dia tidak mungkin melakukan hal itu," ujar Ny. Park.      

°°°°°°°°°     

Richard Lee datang ke kamar dimana Soo Yin sedang dirawat. Ia sudah tidak sabar ingin mengatakan kabar gembira itu. Ingin Soo Yin bersemangat kembali seperti sedia kala.     

"Soo Yin, kau harus sehat. Akhirnya kau bisa bertemu dengan Dae Hyun. Nanti kita akan mencari rumah sakit terbaik untuk merawat Dae Hyun," terang Richard Lee.     

Soo Yin terperangah mendengarnya. Ia seperti bermimpi mendapatkan kabar yang baik. Hingga air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu Dae Hyun setelah sekian lama.     

"Ayah, aku ingin melihat Dae Hyun sekarang." Soo Yin menurunkan kakinya ke lantai.     

"Richard, benarkah apa yang kau katakan?" Seo Kyung ingin memastikan jika itu adalah sebuah kebenaran.     

"Hmmm, akhirnya aku berhasil membujuk Ji Hoon," ungkap Richard.     

"Soo Yin, nanti saja kau menemuinya. Kondisimu belum terlalu pulih," bujuk Li Zheng Yu.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya kuat-kuat.     

"Aku ingin bertemu Dae Hyun sekarang juga," ucap Soo Yin dengan tegas.     

Kedua orang tuanya kini tak bisa melarangnya kembali. Sudah cukup lama mereka menahan Soo Yin untuk tidak bertemu dengan suaminya.     

Dengan langkah terseok-seok tanpa mengenakan alas kaki, Soo Yin berjalan ke ruangan Dae Hyun saat ini sedang dirawat. Ia sudah tidak bisa menahan keinginannya untuk bertemu Dae Hyun. Ia ingin memberikan kekuatan untuk suaminya di saat sedang berjuang.     

Wajah Soo Yin semakin merekah saat melihat pintu ruang ICU.     

"Soo Yin?" ujar Mi Young.     

"Ibu, Ayah, aku ingin melihat Dae Hyun," ujar Soo Yin tanpa memperdulikan Mi Young.     

"Masuklah," ujar Ny. Park. Tidak tega melihat matanya yang sembab dan memerah.     

Tanpa menunggu lama Soo Yin bergegas masuk. Seketika air matanya langsung pecah melihat kondisi Dae Hyun saat ini.      

Banyak peralatan medis yang terpasang di tubuhnya. Alat-alat untuk membantu Dae Hyun untuk bisa bertahan lebih lama. Kepalanya masih di perban karena lukanya memang cukup parah.     

Tangannya penuh dengan luka bahkan ada beberapa terkena luka bakar. Soo Yin menutupi mulutnya dengan telapak tangan. Tidak tega melihat suaminya dalam kondisi seperti itu.     

Dengan tangan gemetar, Xiao Yi mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Dae Hyun yang tak lagi terlihat mulus. Air matanya terus berderai.     

"Sayang, ini aku Soo Yin. Aku mohon buka matamu sekarang," pinta Soo Yin di sela isak tangisnya.     

"Jangan terlalu lama menutup mata. Ayo bangun," ucap Soo Yin dengan bibir bergetar.      

Melihat suaminya terbaring lemah tidak berdaya, Soo Yin merasa sudah kehilangan separuh hidupnya. Hatinya teramat perih dan dadanya terasa sangat sesak.     

"Dae Hyun, bagaimana kabarmu? Rasanya sangat lama kita tidak berjumpa. Kau harus tahu, hidupku selama ini terasa hampa bila tanpamu. Aku tidak bersenandung untuk hidup," ungkap Xiao Yi. Seolah-olah pria yang berada di ranjang membuka matanya.     

"Aku yakin kau pasti juga tidak bisa tidur selama jauh dariku. Maaf jika aku sudah membuat hidupmu menderita."     

"Sayang, kau harus bangun. Kau pernah mengatakan akan hidup bersama dengan anak-anak kita."     

"Kau harus menepati janjimu untuk menua bersamaku. Jangan biarkan aku sendiri."     

Soo Yin terus berucap dengan rasa kesedihan yang mendalam. Jika boleh meminta, lebih baik ia yang terbaring di sana dari pada melihat Dae Hyun dalam kondisi seperti itu.     

Soo Yin meremas jemari Dae Hyun pelan. Berharap bisa membangunkannya dengan cepat. Ia tidak mempercayai ucapan dokter. Masih sangat yakin jika Dae Hyun akan sadar suatu hari nanti.     

"Dae Hyun, aku sangat mencintaimu dan selalu mencintaimu. Aku mohon berjuanglah agar kau sembuh." Soo Yin mendekatkan punggung tangan Dae Hyun di bibirnya.     

"Apakah kau ingat jika aku ingin memiliki sebuah rumah di pulau Jeju? Kau mengatakan ingin membangunnya di sana. Sekarang kau tidak perlu cemas lagi untuk menemuiku. Ayah dan Ibuku sudah mengizinkan kita bertemu. Kita tidak perlu sembunyi lagi."     

Soo Yin terus bercerita, ia yakin Dae Hyun mendengar apa yang diucapkan olehnya.     

"Sayang, bukalah matamu. Dulu kau sangat tidak suka melihatku menangis. Kau bahkan selalu mengusap air mataku. Namun kenapa sekarang kau justru membuatku bersedih? Apakah kau tidak merasa kasihan padaku?" Soo Yin semakin tersedu-sedu karena Dae Hyun tidak merespon apa yang sejak tadi diucapkan olehnya.     

Soo Yin menyandarkan kepalanya di sisi Dae Hyun. Mengingat kembali masa-masa indah kebersamaan yang telah mereka lewati. Ia ingin mengulanginya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.