Istri Simpanan

Bab 605 - Akhirnya terjadi



Bab 605 - Akhirnya terjadi

0Lucia Hotel,     
0

Soo Yin sudah sampai di hotel ayahnya. Sangat yakin jika kedua orang tuanya pasti tinggal di sana.     

Setelah sampai ada perasaan ragu saat hendak masuk ke wilayah hotel.     

"Soo Yin, tuan sudah menunggu," ujar Gong Yoo yang tiba-tiba saja muncul dari belakangnya. Seolah-olah sudah menduga jika Soo Yin akan datang.     

"Gong Yoo? Dimana orang tuaku?" tanya Soo Yin.     

"Mereka berada di suatu tempat. Ikutlah bersamaku, mereka sudah menunggu tapi tidak disini," terang Gong Yoo dengan datar.     

"Dimana mereka?" tanya Soo Yin.     

"Ikutlah denganku." Gong Yoo menarik tangan Soo Yin lalu memintanya untuk masuk ke dalam mobil yang terparkir tidak jauh.     

Soo Yin hanya menurut karena ayahnya pasti yang sudah meminta Gong Yoo untuk menjemputnya.     

"Gong Yoo, apakah kau mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh ayahku?" tanya Soo Yin.     

Gong Yoo tidak menjawab. Tentu saja dirinya mengetahui akan hal itu. Karena dirinya juga terlibat.     

"Kenapa kau diam saja? Tidak bisakah kau berbicara?" ujar Soo Yin yang sudah mulai kesal.     

"Atau jangan-jangan kau yang sudah memberitahukan pada ayahku jika aku sekarang berada di Seoul?" tuduh Soo Yin dengan perasaan curiga.     

"Jika aku ingin membongkar semuanya, untuk apa harus menunggu seminggu? Aku bisa mengatakannya begitu kau sampai disini," ungkap Gong Yoo.     

Soo Yin melipat kedua tangan di dadanya sambil melengos. Memang benar apa yang dikatakan oleh Gong Yoo.     

"Kenapa ayahku tega melakukan itu semua pada keluarga Dae Hyun?" ucap Soo Yin. Kini air mata mulai menetes karena tak mampu lagi membendung rasa sedihnya.     

"Sebaiknya kau menuruti perkataan ayahmu agar tidak terjadi lagi sesuatu yang buruk. Ayahmu masih sangat dendam dengan Tuan Park Ji Hoon," terang Gong Yoo sembari melirik Soo Yin dari kaca spion yang tengah duduk di kursi belakang.     

Soo Yin terdiam, dengan senang hati akan menuruti semua perkataan ayahnya. Namun tidak bisa jika harus meninggalkan Dae Hyun. Baginya Dae Hyun sudah seperti udara untuk bernafas.     

"Tuan Richard hanya ingin melakukan sesuatu yang terbaik untukmu," lanjut Gong Yoo.     

Soo Yin mengusap air mata yang terus membanjiri pipinya. Ia akan menghadapi keluarganya apapun yang terjadi.     

Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di pinggiran kota Seoul. Mereka sudah berhenti tepat di depan sebuah rumah yang cukup besar.     

"Ayo turun karena kita sudah sampai," ajak Gong Yoo sembari membuka pintu agar Soo Hyun Yin bisa keluar dengan mudah.     

Soo Yin akhirnya turun dari mobil mengikuti Gong Yoo masuk ke dalam rumah tersebut.     

Ada begitu banyak pengawal yang sedang berjaga. Mereka langsung memberikan hormat saat Soo Yin sampai di sana.     

Gong Yoo langsung membawa Soo Yin masuk ke dalam sebuah rumah yang cukup besar. Lukisan-lukisan besar berjejer di dinding. Sangat khas seperti rumah Richard yang ada di London.     

Richard Lee dan Soo Yin sudah menunggu di ruang tamu. Sudah bisa menebak jika Soo Yin akan keluar dari persembunyiannya setelah ia membuat kekacauan.     

"Soo Yin, akhirnya kau pulang. Kami sampai bingung harus kemana lagi mencari dirimu," ujar Richard Lee seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Tidak terlihat amarah di raut wajahnya.     

"Ayah, kenapa kau melakukan semua itu pada keluarga Dae Hyun? Aku mohon hentikan upaya untuk balas dendam. Lupakan saja semua yang sudah terjadi di masa lalu," ungkap Soo Yin dengan penuh keberanian agar orang tuanya sadar.     

"Itulah akibatnya karena sudah menyembunyikanmu," sahut Richard Lee dengan nada datar.     

"Mereka sama sekali tidak menyembunyikanku. Aku yang ingin pulang ke Seoul tanpa diperintah," ungkap Soo Yin dengan tenang agar orang tuanya sadar.     

"Yang aku lakukan hanya untuk membalas sedikit rasa sakit yang dirasakan ibumu," ujar Richard Lee.     

"Ayah, aku mohon jangan bertindak lebih jauh lagi," pinta Soo Yin dengan nada memohon.     

Richard Lee terdiam. Jika melihat raut wajah Soo Yin yang tampak sangat sedih sebenarnya ia tidak tega. Namun jika mengingat semua yang terjadi di masa lalu membuatnya haus akan balas dendam.     

Tiba-tiba saja di luar terdengar seperti sebuah tembakan. Kedua bola mata Soo Yin terbelalak lebar dengan perasaan campur aduk. Hatinya sangat berdebar karena takut sesuatu ysb tidak diinginkan olehnya harus terjadi.     

"Soo Yin, tetaplah disini," perintah Richard Lee saat melihat Soo Yin hendak melangkah pergi keluar.     

Soo Yin tidak peduli dengan perintah ayahnya. Ia tetap melangkahkan kakinya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa tiba-tiba saja perasaannya tidak menentu?     

"Dae Hyun?" seru Soo Yin saat melihat suaminya sudah dikepung oleh beberapa orang. Semua orang itu adalah anak buah dari Richard.     

"Gong Yoo, suruh mereka untuk menghentikannya. Kenapa kalian melakukan hal itu pada suamiku?" teriak Soo Yin tanpa menghentikan ayahnya.     

"Soo Yin, berhenti! Jika kau tidak ingin terjadi sesuatu pada suamimu," ancam Richard Lee.     

Soo Yin terus berlari ke arah Dae Hyun meski puluhan senjata api sudah bersiap siaga menodong ke arah mereka.     

"Dae Hyun, kenapa kau kemari? Aku bisa menyelesaikan semuanya," ujar Soo Yin.     

"Aku tidak mungkin diam saja. Aku tidak mungkin membiarkanmu menghadap ayahmu sendirian," tukas Dae Hyun.     

Dor … dor …     

Tidak disangka ada serombongan orang yang baru saja datang lalu menembak beberapa anak buah Richard hingga tersungkur ke tanah.     

Dae Hyun menghalangi tubuh Soo Yin dengan tubuhnya agar tidak tertembak.     

"Siapa kalian?" teriak Richard Lee dengan amarah yang sudah di ubun-ubun karena beberapa anak buahnya sudah tumbang.     

"Bukankah ini yang kau inginkan? Jika kau ingin bertempur dengan senang hati aku akan melayanimu." Tiba-tiba saja Park Ji Hoon muncul dari segerombolan orang asing yang baru saja datang.     

"Park Ji Hoon?"     

Semua orang sangat terkejut. Begitu pula dengan Dae Hyun dan Soo Yin yang saling ternganga lebar.     

"Ayah, untuk apa ikut datang kesini?" ujar Dae Hyun sembari menggelengkan kepalanya.     

"Biarkan kami menyelesaikan masalah yang sudah terjadi di masa lalu," ujar Park Ji Hoon.     

Semua orang sudah mengangkat senjata, bersiap-siap melesakkan tembakan jika ada yang terlebih dahulu memulainya. Begitu pula dengan Richard meskipun untuk sekedar berjaga-jaga saja.     

"Ternyata kau memiliki keberanian juga datang ke kediamanku. Apakah kau sudah cukup berani meninggalkan semuanya?" ujar Richard Lee sembari menyeringai licik.     

Soo Yin sangat ketakutan kali ini. Khawatir jika sampai terjadi pertumpahan darah karena mereka sama-sama menodongkan senjata.     

"Aku mohon hentikan!" Soo Yin kemudian berlari dan berdiri di antara Park Ji Hoon dan Richard Lee sambil merentangkan kedua tangannya. Jika kematiannya bisa mendamaikan keduanya maka dengan senang hati Soo Yin akan berkorban.     

"Soo Yin, apa yang kau lakukan?" Dae Hyun sangat terkejut sekaligus cemas dengan apa yang Soo Yin lakukan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.