Istri Simpanan

Bab 600 - Kepulangan mendadak



Bab 600 - Kepulangan mendadak

0Hari ini mereka benar-benar menikmati kebersamaan mereka hanya berada di sekitaran kawasan Villa La Tulipe. Sebuah Villa yang jauh dari keramaian kota dan tempatnya masih asri dan sejuk.     
0

Soo Yin tengah bermain air di sebuah sungai kecil yang terletak di belakang villa. Sungai itu masih jernih dan sangat dingin airnya.     

Dae Hyun hanya berbaring pada sebuah batu besar yang berada di pinggir sungai sambil mengamati istri kecilnya. Tingkahnya selalu membuatnya ingin tersenyum meski badai menerpa.     

Dertttt ….     

Tiba-tiba saja Dae Hyun merasakan jika ponselnya bergetar. Segera dirogohnya untuk memeriksa siapa yang menghubunginya. Padahal ia sudah meminta Chang Yuan agar tidak menghubungi kecuali ada sesuatu yang sangat penting.     

"Ayah?" Dae Hyun mengerutkan keningnya melihat nama yang tertera.     

"Hallo, ada apa?" tanya Dae Hyun masih dalam posisi berbaring dengan sebelah tangannya sebagai bantalan.     

"Dae Hyun, dimana sekarang kau berada? Suruh orang agar menjemput kami di bandara. Kami baru saja tiba," ungkap Park Ji Hoon.     

"Apa?" Dae Hyun langsung terduduk karena sangat terkejut. Padahal ia sudah meminta agar kedua orang tuanya jangan pulang ke Seoul terlebih dahulu.     

Mereka belum mengerti tentang cerita Soo Yin ynag sebenarnya. Kedua orang tuanya hanya tahu Soo Yin ke London menemui orang tuanya. Tanpa mengetahui jika Soo Yin adalah putri dari Richard Lee dan Seo Kyung.     

"Kenapa kau sangat terkejut? Apakah aku tidak suka dengan kepulangan kami?" ujar Park Ji Hoon.     

"Kukira kalian akan pulang bulan depan. Aku hanya tidak menyangka kalian kembali secepat itu," kilah Dae Hyun sembari menjambak rambutnya.     

"Yeon Ho ingin bertemu denganmu dan Soo Yin. Bagaimana dengan Soo Yin? Apakah dia sudah kembali ke Seoul?     

"Dia baru saja kembali kemarin. Nanti aku akan meminta Chang Yuan agar mengirimkan seseorang untuk menjemput kalian."     

Setelah mengobrol sedikit Dae Hyun menutup pembicaraan mereka. Kini ia beralih menghubungi Chang Yuan, memintanya agar anak buahnya segera menjemput keluarganya.     

Dae Hyun menghela nafas berat. Belum rela dan ingin meninggalkan villa itu. Rencananya ia akan meninggalkan istri kecilnya di sana untuk sementara waktu.     

Padahal ia masih sangat ingin memeluknya dalam tidur. Dae Hyun belum ingin membawa Soo Yin ke UN Village. Terlebih lagi jika orang tuanya tahu. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya.     

Dae Hyun memutuskan untuk menghampiri Soo Yin yang tubuhnya sudah basah kuyup.     

"Ayo mandi." Soo Yin mengambil air dengan tangannya lalu mengarahkannya pada Dae Hyun. Hingga pria itu menutupi wajahnya dengan tangan agar tidak membasahi.     

"Sayang, cukup. Sekarang kita kembali ke villa," ujar Dae Hyun sembari memasang wajah masam.     

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"      

"Tidak ada, orang tuaku hari ini pulang dari Jepang. Kita akan ke UN Village sebentar untuk menemui mereka," ungkap Dae Hyun.     

Soo Yin menganggukan kepalanya. Sebenarnya ia merasakan hal yang sama seperti Dae Hyun, masih ingin lebih lama lagi tinggal berdua. Namun tidak mungkin, setelah ini Dae Hyun pasti akan sibuk di hotel.     

Dae Hyun menuntun Soo Yin saat berjalan melewati bebatuan besar di tepi sungai. Menuntunnya agar lebih berhati-hati agar tidak terjatuh.     

"Apakah Yeon Ho juga pulang?" tanya Soo Yin.     

"Tentu saja, karena dia yang mengajak untuk segera kembali ke Seoul. Rupanya dia merindukan kita," ungkap Dae Hyun.     

"Sayang sekali karena sekarang kita tidak akan sebebas dulu. Kita tidak bisa sembarang pergi ke tempat keramaian." Soo Yin mendesah panjang. Sangat yakin jika Richard Lee tahu dirinya ke Seoul sudah pasti akan mencarinya dengan besar-besaran. Membuat Soo Yin takut membayangkan kemurkaan ayahnya.     

Dae Hyun hanya tersenyum sambil mengusap pundak Soo Yin.     

=============================     

UN Village     

Matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Dae Hyun baru saja memarkirkan mobilnya. Tadi langsung bersiap-siap setelah mendapatkan telepon malam ini Yeon Ho ingin bertemu.     

"Ayah, Mommy," seru Yeon Ho untuk menyambut kedatangan orang tuanya. Terlihat ia sangat bahagia saat ini melihat dua orang ydng dirindukannya sejak lama.     

Yeon Ho memeluk kaki Dae Hyun dan Soo Yin secara bergantian karena ia terlalu pendek untuk memeluk tubuh mereka.     

"Lama tidak berjumpa denganmu," ujar Soo Yin sembari mengusap puncak kepala Yeon Ho.     

Mereka berjalan ke ruang tamu untuk menghampiri Park Ji Hoon dan Ny. Park yang sedang duduk di sofa.     

"Akhirnya kalian datang juga," ujar Ny. Park dengan wajah berbinar. Kini perasaannya pada Soo Yin sudah tidak canggung lagi. Sudah menerima apa yang terjadi dan melupakan masa lalu mereka.     

"Bagaimana perjalanannya, Bu? Pasti sangat menyenangkan," tukas Soo Yin. Mencoba lebih akrab kembali dengan Ny. Park seperti dahulu meskipun butuh waktu lebih banyak.     

"Akan lebih menyenangkan jika kita bisa berlibur bersama." Ny. Park terkekeh, senang karena setelah beberapa waktu tidak bertemu kini Soo Yin sudah kembali seperti dahulu sebelum masalah Kim Soo Hyun.     

Soo Yin hanya tersenyum penuh arti sembari memandang Dae Hyun yang duduk berseberangan dengannya.     

"Bagaimana rencana pernikahan kalian? Kita harus segera melangsungkannya sebagai perayaan. Sekaligus kami juga tidak sabar ingin bertemu dengan kedua orang tuamu," tutur Ny. Park.     

Bibir Soo Yin terasa sangat berat saat hendak digerakkan. Tidak tahu harus menanggapinya bagaimana.     

"Apakah kau kembali bersama kedua orang tuamu?"      

"Ti … tidak," ucap Soo Yin terbata. Terpaksa berbohong agar Ny. Park bertanya lebih jauh lagi.     

"Kami prihatin saat mendengar apa yang terjadi pada ibumu. Bagaimana sekarang keadaan ibumu? Apakah sudah membaik?" tanya Ny. Park.     

"Sudah, dia sudah membaik meskipun belum terlalu stabil," sahut Soo Yin.     

"Syukurlah, kapan mereka akan berencana kembali ke Seoul? Aku ingin membicarakan rencana pesta pernikahan kalian," terang Ny. Park.     

"Aku … aku tidak tahu. Mungkin secepatnya." Soo Yin tersenyum getir karena tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya.     

"Jika mereka datang kau harus memberitahukannya pada kami. Kita harus memberikan penyambutan untuk mereka," tutur Ny. Park tampak penuh semangat.      

"Tentu saja," sahut Soo Yin.     

"Kalian menginaplah malam ini disini. Tidak perlu pulang ke villa Pyeongchang-dong," saran Ny. Park.     

Park Ji Hoon masih diam mendengarkan para wanita saling mengobrol. Hingga mereka berpindah ke ruang keluarga. Kini tinggalah ia bersama Dae Hyun di ruang tamu.     

"Dae Hyun, apakah kau mencoba menyembunyikan sesuatu dari kami?" Park Ji Hoon membuka suara, meski tidak terlalu jelas setidaknya ia sudah mendengar secara samar-samar kabar yang beredar.     

"Ayah sudah mengetahuinya?" Dae Hyun menghela nafas panjang. Ia tidak mungkin berbohong atas apa yang terjadi jika ayahnya sudah tahu.     

"Siapa yang tega melakukan hal itu? Kenapa mereka menyimpang dari kesepakatan? Apakah mereka memang berniat menjatuhkan hotel kita?" tanya Park Ji Hoon bertubi-tubi dengan sedikit nada emosi.     

"Ayah tidak perlu ikut campur, biarkan aku yang mengurus semuanya," terang Dae Hyun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.