Istri Simpanan

Bab 601 - Ingin selalu bersama



Bab 601 - Ingin selalu bersama

0Beruntung Dae Hyun bisa membuat ayahnya lebih tenang. Tidak marah-marah dan menanyakan siapa dalang di balik semua itu.     
0

Setelah mengobrol sebentar, mereka melanjutkan dengan acara makan malam. Ada Kim Soo Hyun juga yang baru saja pulang. Wajahnya terlihat lesu dan kurang tidur. Lingkaran hitam terlihat jelas di kelopak matanya.     

"Soo Hyun, kau tampak kurang tidur? Jangan terlalu bekerja keras," ujar Ny. Park. Agak terkejut melihat putra bungsunya yang lemas.     

"Hmmm," sahut Kim Soo Hyun singkat. Ingin marah dan berteriak karena hotel tak kunjung stabil. Namun tidak enak hati karena ada Soo Yin di sana.      

Soo Yin melihat sekilas Kim Soo Hyun, saat mereka bertatapan Soo Yin dapat melihat ada sorot kesal dan marah yang tertuju padanya. Soo Yin bisa mengerti mungkin Kim Soo Hyun berniat ingin menyalahkannya. Memang ini akibat perbuatan ayahnya.     

Kim Soo Hyun memalingkan wajahnya ke arah lain. Setiap memandang Soo Yin, hatinya berdebar tidak menentu. Teringat kembali kebersamaan mereka yang sangat singkat.     

"Bagaimana keadaan hotel hari ini?" tanya Park Hi Hoon.     

"Masih seperti biasa," sahut Kim Soo Hyun singkat. Jika bukan karena Dae Hyun yang terlalu menutupi semuanya, pasti ia sudah mengungkapkan semuanya.     

Hanya ada percakapan singkat selama makan malam. Terlebih Dae Hyun tidak ingin terlalu banyak berbicara. Cemas jika lidahnya tiba-tiba salah bicara.     

Setelah acara makan malam, Dae Hyun ke ruang kerjanya. Ada sesuatu yang harus dikerjakan karena seharian tidak pergi ke hotel.     

Soo Yin memilih membantu pelayan merapikan meja. Bosan karena selama di London dirinya tidak diizinkan melakukan kegiatan apapun.     

"Soo Yin, biarkan para pelayan saja yang melakukannya," larang Ny. Park.     

"Tidak apa-apa, aku hanya membantu selagi ada disini," ujar Soo Yin sembari tersenyum.     

Ny. Park hanya menghela nafas panjang, kemudian mengajak Yeon Ho meninggalkan ruang makan. Kini hanya ada Kim Soo Hyun.     

Pria itu ikut ke dapur saat melihat Soo Yin. Ingin mengatakan sesuatu padanya selagi tidak ada Dae Hyun.     

"Soo Hyun? Apakah kau membutuhkan sesuatu?" tanya Soo Yin.     

"Tidak ada, aku hanya ingin berbicara sedikit padamu," terang Kim Soo Hyun yang berdiri di sebelah Soo Yin yang sedang mencuci yang mencuci tangannya.     

"Ada apa?"     

"Bisakah kau membantuku untuk bertemu dengan Jea? Aku ingin sekali bertemu dengannya untuk menebus semua kesalahanku," terang Kim Soo Hyun yang sudah kehilangan cara agar Jean kembali padanya     

"Untuk masalah itu aku belum tahu. Karena aku belum bertemu dengan Jean. Nanti aku akan membujuknya jika aku bisa," terang Soo Yin.     

"Baiklah, aku ke kamar sekarang," ujar Kim Soo Hyun lantas bergegas pergi meninggalkan dapur.     

Sebenarnya bukan itu yang tadi Kim Soo Hyun ingin katakan. Ia tadi ingin memberitahukan jika Soo Yin harus menghentikan ayahnya. Namun setiap melihatnya, Kim Soo Hyun tidak tega.     

Dae Hyun menautkan kedua alisnya saat berpapasan dengan Kim Soo Hyun. Ada persamaan curiga karena melihatnya baru saja keluar dari dapur.     

Dae Hyun mengedarkan pandangannya ke sekeliling untuk menemukan seseorang. Namun tidak ada pelayan di dapur, sehingga Dae Hyun mendekati Soo Yin yang tidak menyadari kehadirannya.     

Dipeluknya tubuh Soo Yin dari belakang, hingga membuat Soo Yin terkejut. Hampir saja melayangkan tamparan karena sempat mengira Kim Soo Hyun.     

"Apa yang kau lakukan? Nanti ada yang melihat kita," ujar Soo Yin sambil melepaskan tangan Dae Hyun yang melingkar erat di tangannya. Namun Dae Hyun sama sekali tidak ingin melepaskannya.     

"Ada apa Kim Soo Hyun menemuimu?" tanya Dae Hyun. Ada sedikit rasa cemburu karena bagaimanapun Kim Soo Hyun sudah sangat mencintai istrinya.     

"Dia memintaku untuk membantunya bertemu Jean," sahut Soo Yin.     

"Tidak ada yang lain lagi?" tanya Dae Hyun penuh selidik.     

"Memangnya apa yang kau pikirkan?" Soo Yin membalikkan tubuhnya. Tangannya bergerak menyentuh pipi Dae Hyun.     

"Aku takut dia berusaha mendekatimu lagu," ungkap Dae Hyun.     

"Tidak mungkin Kim Soo Hyun seperti itu. Dia sepertinya sudah membuka hati untuk Jean," ujar Soo Yin lirih.     

Cup …     

Dae Hyun mengecup bibir Soo Yin sekilas. Kebersamaan mereka tampak belum bisa memuaskan perasaan Dae Hyun. Seharusnya ia tetap bersama di villa La Tulipe selama seminggu.     

"Apa yang kau lakukan? Bagaimana jika ayah dan ibu melihat kita?" Soo Yin mendorong tubuh Dae Hyun agar menjauh. Meskipun mereka sudah menikah tapi bukan berarti bisa seenak sendiri.     

"Tidak apa-apa, mereka juga pernah muda. Sudah tentu pernah mengalami hal ini," ucap Dae Hyun dengan santai.     

Soo Yin memukul dada Dae Hyun pelan dengan bibir cemberut. Namun terlihat ada senyum yang tertahan.     

"Kalau ada pelayan yang melihat kita, pasti mereka akan berpikiran macam-macam," tukas Soo Yin.     

"Biarkan saja, karena aku sungguh masih merindukanmu," ucap Dae Hyun.     

"Sudahlah, tidak usah membual." Soo Yin mendorong tubuh Dae Hyun lebih keras lagi. Lalu melangkahkan kakinya menjauh sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.     

Suasana rumah sudah sepi, sepertinya mereka sudah istirahat karena kelelahan setelah perjalanan yang panjang.     

Dengan cepat Dae Hyun sudah mengikuti Soo Yin di belakangnya.     

"Apakah kita akan menginap disini?" ujar Soo Yin.     

"Tidak, aku ingin kita kembali kembali ke villa. Di sini aku tidak ada waktu untuk leluasa bersamamu," goda Dae Hyun dengan senyuman yang penuh arti.     

"Tidak usah berpikiran mesum terus," gerutu Soo Yin.     

"Tidak masalah selagi aku memikirkannya bersama istriku," balas Dae Hyun sembari terkekeh.     

Setelah menemui ibunya lagi, Dae Hyun kemudian benar-benar mengajak istrinya untuk pulang. Lagi pula Yeon Ho juga sudah tidur. Besok mereka akan datang kembali jika menanyakannya.     

"Kenapa kita terlalu terburu-buru? Yeon Ho baru saja sampai," tanya Soo Yin saat mereka berjalan melewati pintu gerbang.     

"Kita besok bisa datang lagi. Malam ini aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Aku hanya ingin menikmati kebersamaan kita yang baru sebentar," ungkap Dae Hyun. Satu hal yang sangat dicemaskannya adalah Richard Lee mengetahui jika Soo Yin bersamanya.     

"Masih ada waktu lebih lama lagi untuk kita bersama."     

"Besok aku akan kembali bekerja. Sebelum bekerja aku ingin mendapatkan penyemangat." Dae Hyun merengkuh pinggang Soo Yin. Mendekapnya semakin agar tidak ada lagi jarak yang memisahkan mereka.     

Soo Yin tersipu malu, setiap kata-kata yang Dae Hyun lontarkan membuatnya semakin ingin terbang ke langit.     

"Menjauhlah, tidak enak jika dilihat orang," ujar Soo Yin. Merasa risih karena mereka begitu dekat di ruang terbuka.     

"Tidak ada siapapun di sini. Hanya ada kita berdua," ungkap Dae Hyun. Tanpa peduli mengecup pipi Soo Yin meskipun ada ada beberapa penjaga yang sedang bertugas.     

Para penjaga segera memalingkan wajahnya karena merasa malu.     

Soo Yin menatap tajam Dae Hyun karena geram. Seharusnya ia tidak perlu melakukan hal itu jika ada orang.     

Dae Hyun hanya menyeringai melihat Soo Yin yang tampak marah. Sudah lama tidak menggoda istri kecilnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.