Istri Simpanan

Bab 596 - Salah bicara



Bab 596 - Salah bicara

0Dae Hyun memeluk tubuh Soo Yin dengan sangat erat. Meski dalam pengaruh alkohol, Dae Hyun bisa merasakan jika ada seseorang yang sangat dirindukan ada di sebelahnya.     
0

"Soo Yin, tetaplah di sini walau hanya di dalam mimpi," gumam Dae Hyun semakin mengeratkan pelukannya.     

Kepala Soo Yin terasa berdenyut karena bau alkohol yang menempel di pakaian Dae Hyun sangatlah menyengat. Nafasnya juga tersengal karena Dae Hyun membuatnya sesak.     

"Ughhh," ujar Soo Yin setelah berhasil melepaskan diri. Hampir saja Dae Hyun membuatnya mati karena kesulitan untuk bernafas.     

"Soo Yin, jangan pernah tinggalkan aku, racau Dae Hyun kembali. Ia mengulurkan tangannya seperti hendak memegang tangan seseorang.     

"Aku tidak akan meninggalkanmu apa yang terjadi," ucap Soo Yin dengan nada sendu karena perasaannya teramat perih.     

Perlahan terdengar dengkuran halus yang menandakan Dae Hyun sudah tidur kembali dengan nyenyak. Soo Yin menghela nafas lega bisa melihat suaminya kembali setelah beberapa minggu berpisah.     

Soo Yin tidur sepanjang berada di pesawat sehingga sampai saat ini matanya belum ingin terpejam. Tak bosan-bosan Soo Yin memandang wajah Dae Hyun yang tampak lelah. Lingkaran hitam mengelilingi kelopak matanya.     

"Semoga masalah yang menimpa kita segera berlalu," ujar Soo Yin dengan mata berkaca-kaca. Sedih hatinya karena rintangan selalu melanda hubungan mereka.     

Soo Yin memberanikan diri melepaskan baju Dae Hyun karena aroma alkohol semakin membuat perutnya ikut bergejolak.      

Dae Hyun hanya menggeliat sedikit sembari menggeser tubuhnya saat Soo Yin sudah berhasil melepaskan pakaiannya.      

Soo Yin tidak menggantikan pakaiannya. Memilih merentangkan selimut tebal untuk menutupi tubuhnya. Lalu ikut berbaring di sampingnya sambil terus memandang lekat wajah Dae Hyun sampai matanya terasa mengantuk setelah dini hari.     

Rasanya sangat nyaman dan seperti bermimpi bisa tidur di samping Dae Hyun kembali.     

===========================     

Sinar matahari pagi sudah menampakan diri setelah semalaman bersembunyi hingga tidak bisa memancarkan cahayanya.     

Dae Hyun membuka mata sambil memegangi kepalanya yang terasa berat. Sedangkan sebelah tangannya digunakan untuk menghalangi cahaya silau agar tidak mengenai matanya.     

Perlahan ia menyadari jika tidak mengenakan pakaian. Hingga matanya langsung melebar melihat ada seorang wanita yang tidur di sampingnya dengan posisi membelakangi. Separuh tubuhnya juga tertutup selimut sehingga Dae Hyun tidak bisa melihat wajahnya.     

"Siapa dia?" Dae Hyun langsung melompat turun dari ranjang. Khawatir jika dia adalah wanita asing karena tidak terbersit dalam pikirannya jika Soo Yin yang berada di sebelahnya.     

"Sial, jangan sampai dia menjebakku," imbuh Dae Hyun sembari mengamati sekujur tubuhnya. Hanya bagian atas saja yang tidak tertutup pakaian. Setidaknya ia bisa menghela nafas lega karena celananya masih terpasang sempurna. Dengan begitu kemungkinan besar semuanya baik-baik saja.     

Soo Yin menggeliat hingga perlahan kini posisinya menjadi telentang. Barulah Dae Hyun bisa melihat wajah istrinya.     

"Soo Yin," ujar Dae Hyun dengan wajah berbinar. Ia tidak menyangka jika wanita yang ada di sebelahnya adalah Soo Yin. Hampir saja tadi mengumpat kasar padanya.     

Dae Hyun terduduk kembali di sisi Soo Yin sambil mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Soo Yin dengan lembut. Masalah yang menumpuk membuatnya hampir gila kini sudah terobati dengan kehadiran Soo Yin di sampingnya.     

Dae Hyun mengerutkan keningnya, bagaimana bisa Soo Yin kembali ke Seoul? Itulah yang menjadi pertanyaan besar saat ini.      

Dae Hyun tidak peduli dan tidak ingin memikirkannya. Urusan itu belakangan, yang terpenting sekarang bisa melihat Soo Yin.      

"Sayang, aku sangat merindukanmu," ucap Dae Hyun sambil mencondongkan tubuhnya lalu mengecup kening Soo Yin dengan lembut. Hatinya benar-benar bahagia hingga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.     

"Kupikir kita akan lama lagi untuk berjumpa. Kenapa kau tidak menghubungiku?" Dae Hyun menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Soo Yin.     

Sentuhan dari Dae Hyun perlahan mulai mengusik Soo Yin dari tidurnya. Ia langsung membuka matanya sambil menyunggingkan senyum. Bertemu dengan Dae Hyun membuat hidupnya kembali bersemangat.     

"Apakah kau tidak ingin memelukku?" Soo Yin merentangkan kedua tangannya. Benar-benar rindu pelukan hangat dari suaminya setelah menahannya terlalu lama.     

Dae Hyun lantas menarik pelan tubuh Soo Yin agar duduk. Membawanya ke dalam pelukan dan mendekapnya dengan sangat erat. Berulang kali ia mencium puncak kepala Soo Yin.     

"Sayang, jangan terlalu kuat. Aku kesulitan untuk bernafas," ujar Soo Yin.     

Dae Hyun lantas mengendurkan pelukannya.     

"Maaf, aku hanya terlalu bersemangat karena bisa bertemu denganmu lagi," ungkap Dae Hyun.     

"Aku juga seperti bermimpi bisa bertemu denganmu lagi. Selama berada jauh darimu membuatku kehilangan semangat." Soo Yin menyembunyikan kepalanya di dada Dae Hyun. Menghirup aroma tubuhnya yang maskulin yang bercampur dengan bau alkohol yang sudah tidak terlalu menyengat.     

"Aku juga, aku tidak bisa melihat bibirmu saat cemberut yang terlihat sangat lucu. Jangan pergi lagi, Sayang. Hanya kau saat ini yang membuatku tetap bisa tegar menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi," terang Dae Hyun.     

"Kau menyebalkan." Soo Yin mencubit pelan pinggang Dae Hyun yang belum terhalang hingga membuatnya mengaduh.     

Dae Hyun perlahan melepaskan istri kecilnya dari dekapannya. Ia ingin melihat wajahnya kembali yang selalu bisa menenangkan.     

"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau semalam mabuk berat saat aku datang? Yang kutahu kau jarang sekali mabuk," tanya Soo Yin sembari menelusuri dada bidang Dae Hyun dengan jemarinya.     

"Aku … aku hanya ingin minum agar bisa melupakanmu sebentar saja."      

"Tega sekali kau ingin melupakanku?" gerutu Soo Yin.     

"Bukan begitu maksudku. Beberapa hari belakangan aku tidak bisa tidur karena terlalu banyak masalah yang datang. Aku butuh sesuatu yang bisa melupakan apa yang terjadi meski hanya sebentar. Jika kau berada di sampingku tidak mungkin aku seperti ini." Dae Hyun menangkup wajah Soo Yin, mengusap bibirnya dengan ibu jari. Ia merasa sudah salah bicara.     

"Masalah? Apakah ada masalah besar yang menimpa? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Soo Yin. Sudah tidak sabar ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.     

"Nanti saja aku ceritakan," kilah Dae Hyun.     

"Kenapa tidak sekarang? Aku ingin mengetahui dan tidak ingin bertindak seperti orang bodoh," rengek Soo Yin dengan bibir cemberut.     

"Nanti saja, kita baru saja bertemu dan belum melepaskan rindu. Jangan sampai ada masalah yang menimpa kita," ujar Dae Hyun. Ia perlahan mendekatkan wajahnya ke arah Soo Yin.      

Belum sempat Dae Hyun menyatukan bibirnya, Soo Yin sudah menutupi mulutnya dengan tangan dan mendorong tubuh Dae Hyun agar menjauh.     

"Bersihkan tubuhmu terlebih dahulu. Mulutmu dipenuhi dengan aroma alkohol," ujar Soo Yin.     

"Tidak bisakah kau menahannya sedikit saja?" ujar Dae Hyun yang sudah tidak sabar.     

"Tidak," tolak Soo Yin dengan tegas.     

Dae Hyun menghela nafas pasrah. Terpaksa mengikuti apa kata istri tercintanya dari pada perdebatan mereka akan semakin panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.