Pulau yang hilang

Penemuan mayat Indra



Penemuan mayat Indra

0Pak Bagas pulang dengan perasaan sedih juga bingung. Ia tak tahu harus bagaimana menceritakannya pada Bu Lasmi.     
0

Ia pun masuk ke rumah. Bu Lasmi menghampiri dan bertanya, " Ayah habis darimana? ".     

Pak Bagas berusaha untuk menyembunyikan wajah sedihnya. Lalu menjawab, " Ayah dari rumah Pak Aiman. Ia berkata, kalau potongan layar itu milik perahu layarnya yang dipakai Indra dan Beno memancing. Tapi ayah belum tahu pasti keadaan Beno juga Indra saat ini".     

Air mata pecah dari mata Bu Lasmi. Ia menangis tak tertahankan disana. Ia telah mengira mungkin anak semata wayangnya itu telah tenggelam. Ia bersedih. Pak Bagas juga ikut bersedih. Tapi tiba-tiba Bu Lasmi berkata, " Bagaimana jika Beno masih selamat, mungkin ia terdampar atau telah diselamatkan orang lain. Jika tenggelam itu tidak mungkin. Beno kan sangat jago berenang".     

Mungkin saja ucapan Bu Lasmi itu benar. Yaa memang benar. Beno hanya terdampar di pulau aneh entah apa namanya. Tapi Pak Bagas dan Bu Lasmi tak tahu harus mencari Beno kemana.     

Namun keesokan harinya, Pak Bagas akan mencoba pergi ke laut lepas, tempat Beno dan Indra memancing. Dibantu oleh Pak Aiman, dan teman-teman melautnya.     

Setibanya di laut lepas, mereka mencoba melihat sekeliling laut. Tak terlihat sesuatu yang mencurigakan. Tampak biasa. Laut lepas yang tenang. Hanya ombak kecil saja yang berlalu-lalang.     

Tiba-tiba Pak Aiman melihat sesuatu terombang-ambing di lautan luas itu," Pak lihat, apa itu?", kata Pak Aiman sambil menunjuk ke arah benda yang terapung itu.     

Mereka mengarahkan perahu mereka mendekat ke benda yang dimaksud. Setelah didekati, benda itu terbuat dari kayu yang di cat biru muda, seperti perahu namun terbalik dan banyak bagian terpotong. Banyak juga potongan kayu itu berserakan di sekitarnya.     

"Sepertinya ini perahu saya, yang digunakan Indra memancing", kata Pak Aiman.     

"Benarkah Pak? ", tanya Pak Bagas guna meyakinkan Pak Aiman.     

"Coba lihat betul-betul Pak", ulang Pak Bagas.     

"Iya betul, itu perahu saya". Pak Aiman sangat yakin, itu adalah perahu miliknya yang digunakan Indra memancing.     

Mereka mencoba mencari bukti lain kalau itu adalah perahu milik Pak Aiman. Mereka mencoba membalikkan perahunya. Mereka mengangkatnya bersamaan.     

Satu..     

Dua..     

Tiga..     

Dan betapa terkejutnya mereka, saat perahu terbalik ada mayat manusia tersangkut di perahu itu. Itu adalah Indra.     

Pak Aiman begitu sedih saat mayat itu yang ternyata Indra, diangkat ke perahu yang sedang ia dan Pak Bagas juga teman-teman lainnya tumpangi. Ia langsung memeluk mayat Indra, menangisi anak sulungnya itu.     

Tapi Pak Bagas masih bingung, ia tak bisa menemukan Beno ataupun mayatnya disana. Atau mungkin ia tenggelam lalu dimakan ikan? Atau telah diselamatkan oleh orang lain? Semua pikiran itu dihilangkan begitu saja. Teringat Pak Aiman tengah bersedih hati.     

Pak Bagas dan teman-temannya langsung mengarahkan perahu mereka untuk pulang. Mereka pulang dengan dukacita. Meski Pak Bagas belum bisa menemukan Beno.     

Mereka pun tiba kembali di kampung. Mengusung jenazah Indra menuju rumahnya. Pak Aiman tak henti-hentinya menangis. Setibanya di rumah, Istri Pak Aiman telah menyambut dengan isak tangis.     

Hari ini juga keluarga Pak Aiman mengurus pemakaman jenazah Indra. Dibantu Pak Bagas juga tetangga lainnya. Mulai dari dimandikan, dikafani, disalatkan dan akhirnya dikuburkan.     

Seusai mengurus jenazah Indra. Pak Bagas pulang ke rumahnya. Mendapati Bu Lasmi tengah menangis di kamarnya.     

"Bu, kenapa ibu menangis? ", tanya Pak Bagas sembari duduk di samping Bu Lasmi.     

Bu Lasmi tak menjawab pertanyaan Pak Bagas beberapa saat. Hingga Pak Bagas pun memeluk hangat tubuh Bu Lasmi. Ia terus menangis, hingga akhirnya ia melepaskan pelukan Pak Bagas dan menghapus air mata di pipinya.     

" Kalau Indra bisa ditemukan meski hanya tinggal jasadnya saja, mengapa Beno tidak?", tanya Bu Lasmi sambil memandang melas Pak Bagas.     

" Ayah sudah berusaha mencarinya, tapi tak ada Beno disana. Ayah mengira bisa jadi Beno dimakan ikan, atau mungkin ada seseorang yang menemukannya lalu menyelamatkannya", jelas Pak Bagas.     

Mereka tak henti-hentinya berdo'a pada Tuhan yang Maha Kuasa. Semoga Beno ada dalam keadaan yang baik-baik saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.